Jumat, 09 Oktober 2015

INTERVIEW SEKJEN PERIODE 2014/2015

1. Jelaskan siapa diri Anda termasuk pendidikan dan kegiatan Anda sehari-hari?
Saya Raulia Haekal berasal dari Bengkalis, SD Cendana 1 Riau sampai kelas 3 SD lalu pindah ke Cianjur SDN Ibu Dewi 1,  SMPN 2 Cianjur dan SMAN 1 Cianjur lalu  melanjutkan kuliah di Poltekkes Kemenkes Bandung. Kegiatan yang dilakukan yaitu menjadi pengurus IKAMAGI, mengikuti kepanitiaan Bandung Adha Festival, kepanitian PON 2015/2016 bagian Dormain, Earth Hour 2016,dipercaya saat  PKL Desa Menjadi Pak Camat. Motto hidup Tetap sehat dan bugar

2. Hal unik dan menarik mengenai Anda ?
Menarik saat olahraga, karna saya menyukai olahraga

3. Kenapa mencalonkan diri menjadi SEKJEN?
Karena saya ingin memperkenalkan IKAMAGI pada Poltekkes Kemenkes Bandung, karena sekalipun dulu pernah mengikuti muswil/munas  tapi tidak ikut menjadi kepengurusan karna tidak ikut seleksi dalam kepengurusannya.

4. Apakah Visi dan misi anda sudah tercapai?
Belum terlalu optimal, karena terlalu banyak mengikuti kegiatan sehingga tidak maksimal dalam menjalankan tugas

5. Apa kendala dalam mengontrol perkembangan IKAMAGI?
Karena kepengurusan IKAMAGI Kepulauan dari sabang sampai marauke, karna jarak jadi agak sulit kordinasi

6. Bagaimana perkembangan IKAMAGI saat ini?
Menurut saya sudah berkembang namun belum berkembang dengan maksimal, sebenarnya sudah berkembang namun belum sesuai dengan keinginan anggota lainnya dikarenakan kelemahan sifat kurang focus dalam menjalankan tugas, memanage waktu tidak terlalu baik

7. Bagaimana Kordinasi Anda dengan wasekjen dan departemen lain?
Tidak ada kendala/ tidak sulit, sekalipun terhambat namun tidak telalu lama, karna dari waktu juga berbeda

8. Harapan untuk pengurus yang baru?
IKAMAGI berkembang lagi, komunikasi lebih baik dan tidak terlalu sibuk karna terlalu sibuk jadi kurang bisa mengembangkan IKAMAGI dan hal-hal yang sudah diamanahkan


Selasa, 12 Mei 2015

FAKTOR PENGETAHUAN DAN PEMAKAIAN BOTOL SUSU STERIL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE

FAKTOR PENGETAHUAN DAN PEMAKAIAN BOTOL SUSU STERIL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE STUDI PADA BATITA DI WILAYAH PUSKESMAS WEDUNG 1 KABUPATEN DEMAK
Undergraduate Theses from JTPTUNIMUS / 2014-10-13 01:59:05
Oleh :BelaBagusSetiawandanRochmanBasuki, UniversitasMuhammadiyah Semarang (Bela_Bagus@ymail.com)
Dibuat : 2014-10-13, dengan 1 file

Keyword :Pengetahuan mengenai diare, ASI ekslusif, pemakaian botol  susu steril, kejadian diare.


LatarBelakang:
Diare hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia bisa diserang oleh diare, tetapi penyakit berat dengan kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita. Pengetahun ibu tentang diare yang tepat dapat mengurangi atau mengatasi terjadinya diare pada anak usia 0-3 tahun, dimana ibu mengetahui gejala dan tanda diare maka dengan baik pula ibu dapat melakukan penanganan diare,begitupun juga sebaliknya. Pada pemakaian botol susu steril Jika cara pembuatan susunya salah dan kurang bersih, bayi menjadi kurus dan mencret. 

Tujuan Penelitian :
Mengetahui hubungan dari pengetahuan dan pemakaian botol susu steril yang berhubungan dengan kejadian diare studi pada batita di wilayah puskesmasWedung 1 Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. 

MetodePenelitian : 
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif รข€“analitik dengan pendekatan cross sectional, jumlah populasi 300 batita dan didapatkan sampel sebanyak 71 batita dengan variabel bebas kejadian diare dan variabel terikat pengetahuan ibu tentang diare dan pemakaian botol susu steril melalui pengkajia hipotesis dan ujistatistik chi square.

 HasilPenelitian :
Responden yang berpengetahuan rendah sebanyak 21 (35.5%), tidak memberikan ASI ekslusif sebanyak 21 (33,9%), tidak melakukan sterilisasi pada botol susu sebanyak 14 (22.6%), mengalami diare sebanyak 49 (79.0%), hubungan pengetahuan ibu tentang diare yang berhubungan dengan kejadian diare studi pada batita(p=0.23), hubungan pemakaian botol susu steril yang berhubungan dengan kejadian diare studi pada batita(p=0.29). 

Kesimpulan :
ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare yang berhubungan dengan kejadian diare studi pada batita, serta ada hubungan antara pemakaian botol susu steril yang berhubungan dengan kejadian diare studi pada batita.


Senin, 11 Mei 2015

PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ABSTRAK

RITA ISMUNINGSIH J300101021
Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jl. A. Yani, Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta.

PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENDAHULUAN : Hipertensi adalah tekanan darah mencapai 140/90 mmHg. Salah satu faktor penyebab hipertensi adalah asupan makan. Konsumsi tinggi lemak dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.
TUJUAN : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi lemak terhadap tekanan darah penderita hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
METODE : Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif observasional dengan metode pendekatan cross sectional. Kebiasaan konsumsi lemak diukur dengan menggunakan FFQ (Food Frecuency Qustioner) dan tekanan darah diambil dari rekam medis pemeriksaan terakhir di rumah sakit. Uji hubungan menggunakan uji Pearson Correlation.
HASIL : Dari hasil analisa univariat didapatkan tekanan darah responden sebagian besar tidak terkendali sebesar 25 responden (83,3%) dan konsumsi lemak responden sebagian besar baik sebesar 22 orang (73,3%). Dari uji Pearson Correlation menunjukkan hasil analisa konsumsi lemak terhadap tekanan darah penderita hipertensi di RS PKU Muhammadiyah Surakarta dengan nilai p=0,150 (>0,05) yang berarti tidak ada pengaruh konsumsi lemak terhadap tekanan darah penderita hipertensi dengan persentase 77,3%.
KESIMPULAN : Tidak ada pengaruh konsumsi lemak terhadap tekanan darah penderita hipertensi rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

KATA KUNCI : Konsumsi lemak, tekanan darah

KEPUSTAKAAN : 1992-2013

ASUPAN ENERGI, PROTEIN, ZAT BESI, ASAM FOLAT, DAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER II

ASUPAN ENERGI, PROTEIN, ZAT BESI, ASAM FOLAT, DAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER II
Rissa Ardhiandini, Endang Sutjiati, I Dewa Nyoman Supariasa
Poltekkes Kemenkes Malang Jl. Besar Ijen No. 77 C Malang


Tujuan penelittian untuk mengetahui hubungan asupan energi, protein, zat besi, asam folat ibu hamil trimester II terhadap kadar hemoglobin. Jenis penelitian observasional dengan desain cross sectiona. Sampel dalam penelitian adalah 25 ibu hamilrawat jalan. Dalam penelitian tidak ditemukan responden yang mengalami status anemia sedang dan berat. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan protein, zat besi dan asam folat terhadap kadar hemoglobin, sedangkan tidak ada hubungan antara asupan energi dengan kadar hemoglobin. Disarankan bagi institusi sebaiknya melakukan kadar hemoglobin terutama pada Trimester II dan dalam pencegahan anemia gizi khususnya, dianjurkan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi bahan makanan yang dapat memenuhi konsumsi  protein, zat besi, asam folat serta memperhatikan makanan yang meningkatkan absorpsi zat besi dan asam folat seperti vitamin C dan vitamin B12. 

sumber : Poltekkes Kemenkes Malang

PENGARUH PEMBERIAN PATI BENGKUANG (innulinum) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH DIABETES

PENGARUH PEMBERIAN PATI BENGKUANG (innulinum) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH DIABETES
(Analisis Data Sekunder)

FAUZI ARASJ, NURHAMIDAH, FADIL OENZIL

Abstract

Penderita Penyakit Diabettes Mellitus (DM) jumlahnya makin hari makin besaryang tersebar  di seluruh dunia,  menurut kelompok usia dengan berbagai dampak yang ditimbulkannya dan dengan gejala terjadinya hiperglikemia yang dapat menimbulkan gangguan metabolik dan menimbulkan kebutaan, gangguan ginjal, sistem saraf dan cardiovasculer. Disisi lain zat Inulinum yang terkandung dalam bengkoang dikenal sebagai polisacharaida yang diduga dapat menurunkan kadar gula darah, oleh sebab itu dilakukan eksperimen pemberian dosis pati bengkoang yang berbeda pada 3 kelompok tikus putih yang telah dibuat hiperglikemia menggunakan aloksan
Sampel pada penelitian ini menggunakan tikus putih yang teah dibuat menjadi hiperglikemia dan mempunyai berat badan yang homogen artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna berat tikus antar kelompok dengan p val > 0,05 sehingga memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan.  Kemudian dilakukan pemberian pati bengkoang selama 3 minggu, kepada kelompok perlakuan, namun tidak pada kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pengukuran kadar gula darah tikus putih dan terlihat bahwa rerata kadar gula darah kelompok kontrol sebelum perlakuan sebesar 185,5 ± 20,33 mg/dl dan sesudah perlakuan naik menjadi 216 ± 12,72. Kadar gula darah tikus putih kelompok pertama sebelum perlakuan sebesar 210,7 ± 38,57 mg/dl dan sesudah perlakuan turun menjadi 197,2 ± 10,11 dan kadar gula darah tikus putih kelompok kedua sebelum perlakuan adalah sebesar 259,2 ± 110,52 mg/dl dan sesudah perlakuan turun menjadi 224,5 ± 45,08 mg/dl.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa telah terjadi penurunan kadar gula darah tikus putih di 2  kelompok perlakuan namun  tidak terjadi pada kelompok kontrol.

Key wordL: Diabettes, aloxan, tikus putih, gula darah,
sumber : Poltekkes Kemenkes Padang